Selasa, 10 Juni 2014

Selembar Mimpi Yang Lusuh

Semenjak pementasan drama akhir tahun lalu, sejak itulah diriku dipanggil Mailand oleh teman-teman di sekolah, itu karena aku berperan menjadi seorang Mailand dalam drama yang aku mainkan. Mas Abi-pun juga memanggilku adik Mailand, betapa senang rasanya hatiku mendengarnya. Mas Abi adalah saudara duapupuku, dia yang selama ini menjadi kakak dalam hidupku dialah yang mengajari aku tentang banyak hal diluar sana dia menambahkan wawasan tentang tata cara menulis kepadaku, bahkan dia berjanji akan mewujudkan mimpiku untuk menjadi seorang penulis. Mas Abi adalah salah satu mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya, setiap satu bulan sekali dia pulang ke Madura disitulah dia banyak bercerita tentang pengalamannya kepadaku, dia juga banyak bercerita tentang temannya yang bernama Abu Hanif kebetulan dia adalah seorang penulis yang sedang kuliah di Fakultas Sastra IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mas Abi mengatakan bahwa Abu Hanif bersedia membantu apabila aku berkenan untuk menjadi penulis terkenal. Tentulah tanpa pikir panjang aku jawab iya pada Mas Abi, Mas Abi juga begitu senang melihatku senang. “Kamu bisa pakai komputer di rumahku, Dik.” kata Mas Abi. Dia begitu mengerti jika aku kualahan menulis dengan tenaga jari jemariku. “Yang benar, Mas ?!” jawabku kegirangan Akupun mulai memindahkan tulisanku, ku ketik dari awal cerita novelku yang pertama, begitu terus selanjutnya. Hari-hariku aku lalui di ruang kerja Mas Abi, tanpa terasa sudah berlalu tiga bulan waktu yang kuhabiskan disana, aku kehabisan ide dalam tulisanku. Aku sama sekali tidak mampu menghadirkan imajinasiku, apalagi semenjak dua bulan akhir ini orang yang selalu aku tunggu belum datang juga, dia yang biasanya setiap tanggal lima jam tujuh Selengkapnya silakan Unduh disini !!!

2 komentar: